KECEWA
Bagaikan gelas yang jatuh berhamburan
Bagaikan kaki yang diamputasi
Tak akan bisa kembali utuh
Tak akan ada yang bisa mengembalikannya
Walaupun berusaha untuk memperbaiki
namun tetap tidak akan bisa seperti awal
Walaupun bisa gelas itu masih tetap retak
Walaupun kaki diganti kaki palsu tetap tidak bisa
Jika memang sudah kecewa
Tidak ada lagi yang dapat merubahnya
Janganlah kau membuat siapapun kecewa
Karena kecewa itu tidak akan bisa dilupakan
AKUNTANSI, BELAJAR JURNAL AKUNTANSI, MEMASAK, BELAJAR , BLOG BELAJAR AKUNTANSI, AKUNTANSI BIAYA , AKUNTANSI KEUANGAN Akuntansi Neraca Laba Rugi Sumpah Pemuda
Minggu, 30 Oktober 2016
Kasus Pelanggaran Etika Bisnis Penjualan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri
semen. Selain melakukan penjualan di Indonesia PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk juga memasarkan produknya di mancanegara dan hal tersebut telah
menjadikan PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk menjadi indsutri semen terbesar di Indonesia bahkan Asia. Namun
bukan berarti menjadi sebuah perusahaan dengan industri semen terbesar tidak
lepas dari masalah-masalah. Beberapa masalah yang pernah dihadapi PT Indocement
Tunggal Prakarsa antara lain :
1.Penjualan Ekspor Turun, INTP Bukukan Laba Rp1,7 T
Yuni
Astutik - Okezone
Jum'at,
29 Juli 2011 13:54 wib
JAKARTA - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
(INTP) mencatatkan volume penjualan mengalami kenaikan sebesar 10 persen atau
7,4 juta ton pada semester I-2011.
Sementara laba periode berjalan naik 5,4 persen menjadi Rp1,7 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,6 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan perseroan di Jakarta, Jumat (29/7/2011), volume penjualan domestik tercatat meningkat sebesar 14,1 persen menjadi 7,1 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 6,3 juta ton.
Sementara itu, penjualan ekspor menurun 33,7 persen menjadi 0,3 juta ton dibanding tahun lalu yang sebesar 0,5 juta ton. Hal tersebut terjadi karena perseroan memfokuskan pada permintaan domestik yang tinggi.
Selanjutnya, pendapatan bersih perseroan meningkat sebesar 18,1 persen menjadi Rp6,3 triliun dibanding tahun lalu yang sebesar Rp5,3 triliun.
Sementara untuk beban usaha naik sebesar 23,6 persen menjadi Rp892 miliar dibanding tahun lalu Rp722 miliar yang disebabkan naiknya biaya pengangkutan mengikuti kenaikan volume penjualan dan meningkatnya tarif distribusi untuk transportasi darat dan laut akibat kenaikan harga bahan bakar minyak.
(www.okezone.com)
Sementara laba periode berjalan naik 5,4 persen menjadi Rp1,7 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,6 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan perseroan di Jakarta, Jumat (29/7/2011), volume penjualan domestik tercatat meningkat sebesar 14,1 persen menjadi 7,1 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 6,3 juta ton.
Sementara itu, penjualan ekspor menurun 33,7 persen menjadi 0,3 juta ton dibanding tahun lalu yang sebesar 0,5 juta ton. Hal tersebut terjadi karena perseroan memfokuskan pada permintaan domestik yang tinggi.
Selanjutnya, pendapatan bersih perseroan meningkat sebesar 18,1 persen menjadi Rp6,3 triliun dibanding tahun lalu yang sebesar Rp5,3 triliun.
Sementara untuk beban usaha naik sebesar 23,6 persen menjadi Rp892 miliar dibanding tahun lalu Rp722 miliar yang disebabkan naiknya biaya pengangkutan mengikuti kenaikan volume penjualan dan meningkatnya tarif distribusi untuk transportasi darat dan laut akibat kenaikan harga bahan bakar minyak.
(www.okezone.com)
SOLUSI
Seperti yang
diberitakan oleh okezone PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatat bahwa penjualan ekspor
mereka turun 33.7 % diakibatkan oleh tinggginya permintaan domestik sungguh
sangat disayangkan apabila penjualan ekspor menurun pada sebuah perusahaan karena
seperti yang kita tahu dengan mengekspor barang ke luar negeri maka pendapatan
perusahaan tersebut bisa saja dua kali lipat dari pendapatan domestik.
Semestinya PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk meningkatkan jumlah produksi sehingga mencukupi baik itu permintaan
dalam negeri maupun luar negeri, namun mengingat cost production yang juga akan
meningkat apalagi baru-baru ini terjadi kenaikan BBM (bahan bakar minyak) yang menyebabkan meningkatnya biaya
pendistribusian.
2.Penjualan Indocement Turun 8% di 2009
Whery Enggo Prayogi - detikfinance
Senin, 15/03/2010 18:12 WIB
Jakarta - Penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ( INTP ) tercatat turun 8% dari 14,6 juta ton di tahun 2008 menjadi 13,4 juta ton pada periode 2009. Pasar domestik masih menjadi andalan penjualan perseroan, dengan porsi 88% atau setara dengan 11,8 juta ton.
Menurut Corporate Secretary PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Dani Handayani, penurunan penjualan perseroan disebabkan kebijakan manajemen untuk mempertahankan harga jual semen dalam negeri, sebagai pangsa pasar utama ( home market ).
" Kebijakan manajemen yang mengakibtkan perseroan mengalami penurunan pangsan pasarnya di home markety. Total penjualan di tahun 2009 13,4 juta ton, lebih rendah 8% dari tahun 2008, 14,6 juta ton,"ujar Dani dalam keterbukaannya, Senin ( 12/03/2010 ).
Ia menambhkan total penjualan domestik selama tahun 2009 tercatat 11,8 juta ton. Penjualan domestik turun 3,9% dibanding periode yang sama tahun 2008 sebesar 12,3 juta ton.
Sementara untuk pangsa pasar ekspor juga menurun 30,4% dari 2,3 juta ton pada tahun 2008 menjadi 1,6 juta ton di tahun 2009. Penurunan disebabkan melemahnya kondisi ekonomi dunia yang kala ityu sedang terhantam krisis.
SOLUSI
Tahun 2009 mungkin menjadi
tahun yang kurang baik bagi PT Indocement Tunggal Prakarsa karena pada tahun tersebut penjualan
mereka turun 8%. Hal tersebut diakibatkan oleh kebijakan manajem PT Indocement Tunggal
Prakarsa dalam mempertahankan harga jual semen dalam negeri. Selain karena
factor tersebut penurunan juga disebabkan oleh kondisi ekonomi dunia yang
memang sedang mengalami krisis. Tidak stabilnya kondisi ekonomi menjadi momok
yang menakutkan bagi seluruh pengusaha yang ada di dunia terkadang apabila
kondisi ekonomi sedang baik perusahaan bisa mendapatkan profit yang besar
jumlahnya namun apabila sedang buruk perusahaan tak jarang mengalami kerugian
namun terlepas dari itu semua perusahaan semestinya harus bisa beradaptasi dari
berbagai kemungkinan sehingga kelangsungan hidup suatu perusahaan terjaga.
3. Indocement: Kami Terbukti Tak Lakukan Kartel Semen
Rheza
Andhika Pamungkas - Okezone
Rabu,
25 Agustus 2010 09:41 wib
JAKARTA - Setelah PT Holcim Indonesia Tbk
(SMCB) menegaskan pihaknya tidak terbukti atas dugaan monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat yang dilakukannya bersama perusahaan semen lainnya, kali ini
giliran PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang menegaskan hal serupa.
"Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tidak berhasil membuktikan dugaan kartel harga terhadap delapan perusahaan semen. Sehingga ini membuktikan bahwa kami memang tidak melakukan kartel," ujar Direktur Keuangan Indocement Christian Kartawijaya
"Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tidak berhasil membuktikan dugaan kartel harga terhadap delapan perusahaan semen. Sehingga ini membuktikan bahwa kami memang tidak melakukan kartel," ujar Direktur Keuangan Indocement Christian Kartawijaya
Seperti diketahui, KPPU menyatakan tidak ada praktik
monopoli dan persaingan tidak sehat yang dilakukan delapan perusahaan semen
tersebut setelah sebelumnya, KPPU menduga adanya kartel yang bermula dari
monitoring yang dilakukan oleh KPPU selama kurang lebih enam bulan terkait
dengan adanya dugaan pengaturan harga, produksi dan pemasaran dalam industri
semen yang dilakukan oleh delapan pabrikan semen.
Adapun kedelapan perusahaan itu yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk), PT Holcim Indonesia, (Tbk), PT Semen Baturaja (Persero), PT Semen Gresik (Persero) (Tbk), PT Lafarge Cement Indonesia, PT Semen Tonasa, PT Semen Padang, dan PT Semen Bosowa Maros”.
Adapun kedelapan perusahaan itu yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk), PT Holcim Indonesia, (Tbk), PT Semen Baturaja (Persero), PT Semen Gresik (Persero) (Tbk), PT Lafarge Cement Indonesia, PT Semen Tonasa, PT Semen Padang, dan PT Semen Bosowa Maros”.
( www.okezone.com)
SOLUSI
Memang terdapat oknum-oknum dari suatu perusahaan memainkan
pasar demi mencapai keuntungan yang besar tanpa memperhatikan kompetitornya.
Untungnya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tidak terbukti melakukan tindak monopoli
tersebut karena apabila terbukti hal tersebut tentunya akan mencoreng citra
perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1985.
4. Indocement: Kami Menjalani Semua di Perpajakan
Sesuai
Prosedur
Indra Subagja - detikNews
Rabu, 02/06/2010 16:16 WIB
Jakarta - PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu perusahaan yang diperiksa Tim Independen Polri karena pernah dilayani Gayus Tambunan. Perusahaan semen ini akan kooperatif karena merasa telah berbuat sesuai prosedur perpajakan.
"Indocement menjalani semua di perpajakan sesuai prosedur. Kita ( diperiksa ) sebagai saksi, " Kata Sekretaris Perusahaan, Dani Handayani, saat dihubingu detik.com, Rabu ( 02/06/2010 ).
(detik.com)
SOLUSI
Tertangkapnya Gayus Tambunan banyak menguak borok-borok yang ada di negeri kita
sendiri. Memang tak dipungkiri pajak membuat profit suatu perusahaan berkurang
namun perlu diingat pajak ditujukan untuk pembangunan infrastruktur yang
nantinya akan berguna bagi seluruh industry tak terkecuali bagi PT Indocement.
Namun setelah kita melihat kasus Gayus, mungkin dalam hati kecil kita berkata “Untuk apa membayar pajak toh nantinya juga
dikorupsi” Tentunya hal tersebut
kembali lagi ke individu masing-masing tidak setiap pegawai pajak seperti
Gayus. Seperti yang bisa kita baca PT Indocement menyatakan bahwa mereka sudah
melakukan sesuai prosedur perpajakan. Berarti PT Indocement termasuk perusahaan
yang taat dan peduli terhadap Negara sendiri.
5.Sempat Diprotes, Pabrik Indocement Mulai Dibangun
Whery Enggo Prayogi - detikfinance
Jumat, 27/01/2012 13:53 WIB
Jakarta- PT Indocement Tunggal Prakarsa ( INTP ) melalui anak usahanya, PT Sahabat Mulia Sakti ( SMS ) berencana merealisasikan pembangunan pabrik semen baru di Tambakromo, Pati Jawa Tengah pada tahun 2012 ini. Setelah pembangunan rampung, pabrik pati akan memproduksi 2,5 juta ton pertahun.
"Pabrik kami memperhatikan aspek kelestarian lingkungan sekitar. Sidang komisi KA ANDAL baru akan dilakukan Senin (30/1/2012) besok. Kami harap masyarakat mendukung dan memberikan ruang gerak dalam penyusunan AMDAL," tuturnya di Jakarta Jumat (27/1/2012)."Secara keseluruhan total kapasitas terpasang saat ini, 18,6 juta ton per tahun," imbuhnya.
(detik.com)
SOLUSI
Sempat ditolak oleh masyarakat
sekitar PT Indocement diperbolehkan mendirikan pabrik semen baru di Jawa
Tengah. Penolakan oleh masyarakat sekitar bukan tanpa alasan mereka khawatir
akan kondisi lingkungan yang akan rusak apabila dibangun pabrik. Seperti yang
kita tahu sekarang ini banyak sekali usaha-usaha khususnya bidang industry
hanya focus untuk mendapatkan keuntungan tanpa memperhatikan lingkungan sekitar
seperti kasus PT Lapindo yang akhirnya membuat masyarakat porong menderita.
Langganan:
Postingan (Atom)