Sabtu, 26 September 2015

Cara Membuat Jurnal Akuntansi


Dalam akuntansi dan pembukuan, jurnal adalah semua transaksi keuangan suatu badan usaha atau organisasi yang dicatat secara kronologis dan bertujuan untuk pendataan, termasuk di dalamnya jumlah transaksi, nama-nama transaksi baik memengaruhi atau dipengaruhi, dan waktu transaksi berjalan. Proses pencatatan ini disebut penjurnalan. Jurnal dikenal juga sebagai buku pemasukan utama books of original entry karena menjadi tempat terjadinya pencatatan transaksi pertama atau penyesuaian pemasukan adjusting entries
Untuk memahami jurnal akuntansi kita harus memahami dasar akuntansinya terebih dahulu yaitu Siklus akuntansi. Siklus akuntansi merupakan suatu proses pengolahan data yang terdiri dari urutan transaksi yang berdasarkan bukti transaksi, sehingga dapat menghasilkan informasi laporan keuangan.
Kegiatan menjurnal merupakan kegiatan pencatatan yang pertama kali dilakukan dalam siklus akuntansi . Artinya, sebelum menjurnal kita harus mengumpulkan data transaksi dan menganalisa data transaksi tersebut yang harus dilakukan terlebih dahulu. Tanpa data yang benar dan pasti, mustahil mampu menghasilkan jurnal yang benar serta akurat. Oleh sebab itu, untuk menghasilkan jurnal yang benar, pastikan bukti transaksinya ada, datanya jelas dan benar (bisa dipertanggungjawabkan).
Beberapa hal yang perlu dipahami agar menjurnal lebih mudah dan mengasyikan :
1. Format Laporan Neraca  Laba Rugi
anda wajib hafal dan pahami isi masing masing laporan Neraca dan Laba Rugi berikut :
Format-neraca-laba-rugi-sedehana
2. Persamaan Akuntansi
Dalam persamaan Akuntansi, bagian yang dimiliki perusahaan diberi nama asset (harta) di sisi kiri dan di sisi kanan terdapat sumber pembelanjaan yang terdiri dari hak kreditur atau disebut kewajiban (liabilities) dan hak pemilik yang disebut equities atau Capital (modal). Alat yang digunakan sebagai dasar analisis adalah persamaaan akutansi. Persamaan akuntansi menunjukkan persamaan antara aktiva atau harta dengan pasiva yang terdiri dari utang dan modal
persamaan akuntansi
Kekayaan Perusahaan (AKTIVA) = kewajiban (alias UTANG) + Ekuitas Pemilik (alias MODAL)
Dengan kata lain: di satu sisi perusahaan memiliki aktiva (kekayaan), di sisi lainnya perusahaan juga memiliki utang (kewajiban) dan modal (ekuitas pemilik). Kondisi ini akan terus berlansung secara seimbang dari waktu-ke-waktu. Perhatikan kembali gambar contoh NERACA di atas, di sisi sebelah kiri (Aktiva) jumlah nilainya 70, di sisi kewajiban dan ekuitas jumlah nilainya juga 70, seimbang (balance). Setiap perubahan di satu elemen selalu diimbangi oleh perubahan pada elemen lain.
3. Peraturan Debit dan Kredit
Jika logika persamaan akuntansi di atas bisa dipahami dengan baik, maka menghafalkan prosedur debit dan kredit akan menjadi mudah.
AKTIVA = KEWAJIBAN + (MODAL – PRIVE) + (PENDAPATAN – BIAYA )
Pendapatan dan biaya nampak dalam tanda kurung di dalam persamaan akuntansi karena hal tersebut mempengaruhi modal pemilik . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini
debet kredit
Catatan:
Pada Aktiva: Debit jika nilainya bertambah, atau Kredit bila nilainya berkurang.
Pada Kewajiban:Debit jika nilainya berkurang, atau Kredit bila nilainya bertambah.
Pada Modal Pemilik:Debit jika nilainya berkurang, atau Kredit bila nilainya bertambah.
Pada Prive : Debit jika nilainya berkurang, atau catat Kredit bila nilainya bertambah.
Pada Pendapatan: Debit jika nilainya berkurang, atau Kredit bila nilainya bertambah.
Pada Biaya : Debit jika nilainya berkurang, atau Kredit bila nilainya bertambah.
Agar mudah memahamai bagaimana membuat jurnal akuntansi ada 3 hal yang harus dilakukan :
Lihat ilustrasi Transaksi berikut : “Katakanlah bukti transaksi sudah ada ditangan anda, yaitu berupa surat pinjaman dari bank. Perusahaan meminjam uang sebesar Rp 250,000,000 dari bank. Bagaimana membuat jurnal atas transaksi ini? “
1. Identifikasi Transaksi melibatkan akun mana
Perhatikan contoh format NERACA sebelumnya. Pinjaman dari bank tergolong utang maka akun yang terlibat adalah akun ‘Utang’ Uang yang diterima dari bank akan dimasukan ke kas, maka akun lainya yang terlibat adalah akun ‘Kas’. Sehingga ada 2 akun yang terlibat dalam transaksi ini, yaitu: Utang dan Kas
2. Identifikasi Prosedur Debit Kredit terhadap transaksi tersebut
untuk masing-masing akun yang terlibat, apakah nilai akun tersebut akan menjadi bertambah atau berkurang, akibat dari transaksi yang akan anda jurnal? Akun ‘Utang’ sudah pasti bertambah, di sisi lainnya akun ‘Kas’ juga bertambah.
3. Hitung nominal atas transaksi tersebut
Untuk masing-masing akun nilainya adalah Rp 250,000,000.
Dengan demikian,maka jurnalnya: Debit akun Kas sebesar Rp 250,000,000 dan Kredit akun Utang sejumlah senilai yang sama. Saya biasa menuliskannya dengan cara:
[Debit]. Kas = Rp 250,000,000
[Kredit]. Utang = Rp 250,000,000
Mudah sekali bukan? anda pasti bisa dan tidak pusing lagi sekarang…
Sumber: jurnalakuntansikeuangan

Merger Konsolidasi Akusisi

Merger, Konsolidasi, Akuisisi
Merger, Konsolidasi, Akuisisi adalah beberapa macam usaha yang ditempuh oleh perusahaan dalam rangka menambah capability untuk berjaya di kancah Persaingan. Perusahaan-perusahaan yang melakukan di antara ketiga memiliki alasan untuk meleverage kinerjanya sehingga perusahaan lebih mempunyai kecerdasan finansial.
Ancaman bankcrupty juga menjadi salah satu hal yang semakin meyakinkan perusahaan untuk melakukan salah satu dari Merger, Konsolidasi, atau pun Akuisisi.
Perangkat lain Selain MKA.
Perangkat lain selain menggunakan Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi adalah Melakukan perancangan ulang pada Struktur Modalnya (Capital Structure) melalui usaha untuk mengubah proporsi hutang terhadap ekuitas; Issuing New Securities (melalui Saham (Stock); Melakukan Lobiying terhadap bank untuk membantu menyelesaikan kewajibanya.
  • Hutang merupakan salah satu pengungkit yang dapat menjadikan perusahaan mendapatkan power booster yang dapat menjadikan perusahaan mendapat suntikan capital untuk perkembangan usahanya. Perusahaan melakukan penambahan hutang hal ini akan masuk pada kebijakan Struktur Modalnya karena melibatkan perubahan pada proporsi hutang terhadap ekuitas.
  • Melakukan Lobi khusus bank untuk membantu menyelesaikan masalahnya, biasanya ini dilakukan ketika perusahaan meminta kepada bank atau kreditor lain untuk bersedia memperpanjang kontrak pengembalian pinjamanya. Ini masih berkaitan dengan hutang, tetapi pada hal ini perusahaan menggunakan usaha untuk menego waktu pengembalian diperpanjang, sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan dalam waktu dekat ini.
  • Saham merupakan solusi terakhir Setelah Hutang, perusahaan menerbitkan saham untuk menambah perbendaharaan modal yang ada.. untuk memperbaiki struktur modalnya. Mengapa saham merupakan kondisi/ solusi terakhir setelah Hutang?? karena risiko dari menerbitkan saham ke publik, berarti perusahaan itu sengaja membuka rahasianya ke publik.. dan ini memiliki risiko jika rahasia itu diketahui oleh pesaingnya..
Kembali lagi ke Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi (M,K,A).. Sebenarnya perusahaan mempunyai pandangan tersendiri tentang usaha yang dilakukanya.. nah.. kapan pun dia bisa melakukan ketika alternatif tersebut selama sudah memenuhi syarat.. tanpa harus memperhitungkan untuk hutang atau untuk menerbitkan saham ke publik. Muatan Politik pun bisa saja mewarnai keputusan satu diantara M,K,A. Karena keputusan itu sebenarnya tergantung dari bagaimana perusahaan bisa mendefinisikan alternatif tersebut dengan baik dan mengestimasi benefit yang akan diperoleh. Untuk mengetahui kenapa perusahaan mau melakukan salah satu dari ketiga alternatif tersebut.. mari kita bahas hal tersebut satu per satu.
Merger
Merger: Penggabungan dua perusahaan yang ukuranya tidak sama dan hanya satu perusahaan yang tetap survival. Perusahaan yang besar tetap survival sedangkan perusahaan yang kecil melebur ke dalam perusahaan yang besar.
Contohnya:
  • Bank Niaga (besar), Bank Lippo
  • Bank Danamon (besar), Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim Internasional
Konsolidasi
Konsolidasi: Penggabungan dua perusahaan atau lebih yang ukuranya relatif sama nenjadi satu perusahaan baru. Misal:
Perusahaan A dan Perusahaan B melakukan konsolidasi maka muncul Perusahaan C sebagai hasil Konsolidasi. Contohnya: BBD, Bank Bapindo, Bank Dagang Negara, Bank Exim melakukan konsolidasi menghasislkan  Bank Mandiri.
Akuisisi
Akuisisi: Penggabungan dua perusahaan yang mana perusahaan akuisitor membeli sebagian besar saham perusahaan yang diakuisisi, sehingga pengendalian manajemen perusahaan yang diakuisisi berpindah kepada perusahaan akuisitor, sementara kedua perusahaan masing-masing tetap beroperasi sebagai suatu badan hukum yang berdiri sendiri.
Pengukuran Keberhasilan
Bagaimana mengukur keberhasilan ketiga cara tersebut?? Mengukur keberhasilan perusahaan yang melakukan Merger, Konsolidasi ataupun Akuisisi adalah setelah perusahaan tersebut melalui masa-masa setelah keputusan ketiga hal di atas. Untuk perusahaan yang melakukan Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi bisa melakukan pengukuran terhadap keberhasilan apa yang dilakukanya adalah setelah perusahaan melakukan salah satu diantara ketiga hal itu. Tetapi kalau belum melakukannya dan mengukur.. maka hasilnya masih penuh tanda tanya…karena kenyataan dilapangan setelah M,K,A bisa saja berbeda.
  • Dinilai dengan Metode Earning perusahaan Setelah Merger. (EPS/ Earning Per Share)
  • Dihitung Market Share nya.. ini merupakan pekerjaan khusus bagi manajer pemasaran untuk menghitung perluasan pasar setelah melakukan merger
  • Menghitung Kapitalisasi Pasarnya.. atau Captal Gain nya..
Contoh Merger
Contoh Satu: Merger Bank Lippo dan Bank Niaga
Perusahaan yang melakukan Merger adalah antara Bank Lippo dengan Bank Niaga… pada tahun 2008. Ingat.. sifat dari merger adalah penggabungan antara dua perusahaan yang mana yang satu mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil daripada yang lainya… Antara Bank Lippo dan Bank Niaga.. Keduanya bergabung untuk memperkuat posisinya di kancah persaingan global.
Contoh Merger yang dilakukan Oleh Bank Lippo dan Bank Niaga
Mereka Menyetujui untuk menggabungkan perusahaan dengan kriteria Merger. Dari Merger kali ini Perusahaan yang relative lebih kecil ukuranya adalah Bank Lippo.. sehingga bank Lippo merelakan untuk diganti saham yang beredar dengan saham Bank Niaga…  Dengan demikian dengan harga tertentu yang telah disepakati mereka berdua.. tiap saham Bank Lippo dihargai dengan harga tertentu sehingga mendapatkan nilai yang cocok untuk dibeli oleh Bank Niaga.. Sehingga saham Bank Lippo berganti nama dengan Saham Bank Niaga..
Setelah kesepakatan keduanya.. Kedua Bank ini menyetujui untuk mengubah nama mereka after merger menjadi Bank CIMB Niaga..
Nah inilah hasil yang diharapkan dari Merger kali ini.. yaitu Leverage (Pengungkit) kekuatan kedua Bank untuk menjadi satu dengan kekuatan yang baru serta more creating value bagi CIMB Niaga. Kalau kita ingin mengetahui bagaimana kinerja mereka after (setelah) Merger, maka kita dapat menggunakan beberapa metode yang sudah umum dikalangan manajer perusahaan
  • Dinilai dengan Metode Earning perusahaan Setelah Merger. (EPS/ Earning Per Share)
  • Dihitung Market Share nya.. ini merupakan pekerjaan khusus bagi manajer pemasaran untuk menghitung perluasan pasar setelah melakukan merger
  • Menghitung Kapitalisasi Pasarnya.. atau Economic Gain nya..
Untuk melihat tentang keefektifan dari Merger suatu perusahaan, maka analis keuangan perlu melakukan di antara tiga hal diatas. Lalu bagaimana dengan Merger Bank Lippo, dan Bank Niaga ???
Metode Earning Per Share
Kita lihat Laporan Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger. Mengapa mesti melihat Laporan Keuanganya??? Nah.. baik.. saya jelaskan.. laporan keuangan suatu perusahaan mengandung banyak informasi tentang perusahaan. Di dalamnya kita bisa mengukura bagaimana sebuah perusahaan bisa berkembang dan bagaimana perusahaan akan mengalami financial distress (gejala-gejala penyakit financial). Nah… maka dari itu.. dalam metode ini kita mengukurnya dengan Earning Per Share (Pendapatan Per Lembar Saham). Hal ini dapat diketahui dengan melihat Earning dibagi dengan jumhlah lembar saham, dengan kalimat yang lebih jelas yaitu laba per lembar saham.
Pada sebuah penelitian mahasiswa univ.padjadjaran bahwa earnings per share Bank CIMB Niaga setelah merger meningkat sebanyak 0.29842 poin dari Rp13.87444 menjadi Rp14.17289.  Artinya tiap lembar saham meninkat erningnya sebesar 0.29842 satuan.
Namun peningkatan ini tidak lebih besar signifikan secara statistik dengan t hitung (-0.07) ≤ t tabel (1.761). Hal ini dimungkinkan karena pertambahan tidak terlalu banyak dan juga adanya pertambahan jumlah saham beredar sebanyak 11.051.151.514 yang didapat dari konversi saham.
Capital GainCapital gain Bank CIMB Niaga juga meningkat setelah merger sebanyak 2.8223867 poin dari 5.109399% menjadi 7.9317857%. Namun, hal ini tidak lebih besar signifikan secara statistik dengan t hitung (-0.26) ≤ t tabel (1.761).Hal ini dimungkinkan karena tidak banyaknya pertambahan dan harga saham yang fluktuatif.Debt to equity ratio Bank CIMB Niaga setelah merger meningkat sebanyak 4.09958 poin dari 28.26778% menjadi 24.16882%. Hal ini berkebalikan dengan hipotesis yang dibuat yaitu DER setelah merger lebih kecil signifikan daripada sebelum merger.Hasil penelitian ini juga tidak
signifikan secara statistik dengan t hitung (-1.38) ≥ -t tabel (-1.761). Hal ini dimungkinkan karena adanya pertambahan hutang Bank CIMB Niaga dari Bank Lippo melalui merger.
Kesimpulannya dari penelitian ini adalah EPS, capital gain dan DER meningkat setelah merger
Market SharePada cara penilaian ini dibutuhkan marketer yang mengukur berapa market share sebelum dan sesudah merger. Yaitu cakupan pasarnya apa ada peningkatan setelah melakukan penggabungan atau malah mengalami penurunan.
Contoh dua: Bank Danamon Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim Internasional.
Sejarah Bank Danamon Sebelum Merger
Danamon didirikan pada tahun 1956 dengan nama Bank Kopra Indonesia. Nama ini kemudian berubah menjadi  PT Bank Danamon Indonesia pada tahun 1976 sampai sekarang. Pada tahun 1988, Danamon menjadi bank devisa dan setahun kemudian adalah publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Contoh Merger yang dilakukan oleh Bank Danamon, Bank Tamara, Bank Duta, Bank Tiara, Bank Rama, Bank Nusa Internasional, Bank Pos Nusantara, Jaya Bank Internasional, dan Bank RSI
Dalam membangun dari krisis keuangan Asia pada tahun 1998, Danamon ditempatkan di bawah pengawasan Indonesia Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai Bank Take Over (BTO). Pada tahun 1999, Pemerintah Indonesia, melalui BPPN merekapitalisasi Danamon dengan Rp 32,2 triliun obligasi pemerintah. Dalam tahun yang sama (1999) PT Bank PDFCI, BTO yang lain, digabung dengan Danamon sebagai bagian dari program restrukturisasi BPPN.
Sebagai bagian dari paket merger, Danamon menerima rekapitalisasi kedua dari Pemerintah melalui injeksi modal sebesar Rp 28,9 triliun. sebagai surviving entity, Danamon muncul dari merger sebagai salah satu bank swasta terbesar di Indonesia.
Sejarah Bank Danamon setelah Merger pada tahun 2003

Metode EPS
EPS Bank Danamon meningkat 29,48 menjadi Rp 38,66 pada tahun 2000. Dengan melihat hasil tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan meningkatkan laba dari 29,48 menjadi 38,66 per lembar sahamnya. Hal ini menandai kenaikan nilai perusahaan.
Cara menghitung efektifitas merger
Laba bersih Bank Danamon pasca merger melambung tinggi.
Contoh Konsolidasi
  • BBD (Bank Bumi Daya)
  • Bank Bapindo
  • Bank Dagang Negara
  • Bank Exim
Contoh Konsolidasi yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank Dagang Negara, dan Bapindo
Mereka berempat melakukan konsolidasi dan berubah menjadi Bank Mandiri. Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan rumah tangga perusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang sayang untuk dilakukan.. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu padu dengan bank yang lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi. Kerjasama dalam bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan yang mempunyai motif yang sama dalam meraih kehidupan baru bersama di masa akan datang.
Konsolidasi keempat perusahaan ini terbukti berhasil dengan membuahkan Bank Mandiri yang menjadi salah satu Bank besar di Indonesia yaitu Bank Mandiri.
Contoh Akuisisi
Contoh satu: Semen Padang yang diakuisisi oleh Semen Gresik.
Di dalam hal ini, pihak Semen Gresik melakukan pembelian terhadap sebagian besar Saham Semen Padang sehingga, Semen Gresik memiliki kekuasaan terhadap manajemen perusahaan Semen Padang. Tetapi operasi kedua perusahaan masih bediri sendiri-sendiri..
Contoh Akuisisi
Contoh dua: PT. HM Sampoerna yang diakusisi oleh Philip Morris
Sampoerna tetap melakukan kegiatan operasionalnya sendiri di Pabriknya yang ada di Surabaya.. dan PM pun juga seperti itu. Tetapi Manajemen perusahaan Sampoerna dikendalikan oleh PM sebagai konsekuensi dari akuisisi yang dilakukan. PM mengganti Saham yang beredar Sampoerna dengan suatu harga dan menggantinya dengan saham PM.
Daftar Pustaka
google.com

Senin, 21 September 2015

Metode Penalaran

Pengertian Dan Metode Penalaran Menurut Para Ahli 

Sesuai dengan kodratnya, manusia dibekali dengan hasrat ingin tahu. Hasrat ingin tahu dalam diri manusia akan selalu memunculkan berbagai macam pertanyaan. Sebagai akibatnya, manusia juga selalu berusaha mencari jawaban terhadap pertanyaan yang muncul tadi. Hasrat ingin tahu tersebut akan terpenuhi apabila manusia memperoleh pengetahuan baru atau mampu memecahkan masalah sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sendiri.
Biasanya manusia selalu berpikir jika berhadapan dengan banyak permasalahan. Akan tetapi, tidak semua masalah membuat kita terdorong untuk memikirkannya secara sungguh-sungguh. Kegiatan berpikir tentang sesuatu secara sunguh-sungguh dan logis inilah yang disebut Penalaran.

Ciri-ciri Penalaran
Berikut ini merupakan ciri-ciri penalaran:
  • Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
  • Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

    Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  • Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinyapemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
  • Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
  • Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.
Tahap-tahapan penalaran

Menurut John Dewey, proses penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
  1. Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
  2. Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
  3. Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau teori.
  4. Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).
  5. Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
Metode-Metode Penalaran
  • Deduktif
    Metode berpikir deduktif adalahsuatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Hal ini adalah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:
    1. Dasar pemikiran utama (premis mayor)
    2. Dasar pemikiran kedua (premis minor)
    3. Kesimpulan
    Contoh:
    Premis mayor : Semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi.
    Premis minor  : Bob adalah siswa kelas X SMA
    Kesimpulan    : Bob wajib mengikuti jam pelajaran Sosiologi


    • Induktif
      Metode berpikir induktif adalahmetode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifat umum. Dalam penalaran induktif ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa atau pernyataan yang bersifat umum.
      Contoh:
      Bukti 1 : logam 1 apabila dipanaskan akan memuai
      Bukti 2 : logam 2 apabila dipanaskan akan memuai
      Bukti 3 : logam 3 apabila dipanaskan akan memuai
      Kesimpulan: Semua logam apabila dipanaskan akan memuai.
    • Pendekatan Ilmiah (Gabungan antara Deduktif dan Induktif)
      Metode berpikir pendekatan ilmiah adalah penalaran yang menggabungkan cara berpikir deduktif dengan cara berpikir induktif. Dalam pendekatan ilmiah, penalaran disertai dengan suatu hipotesis.
      Misalkan seorang siswa yang apabila sebelum berangkat sekolah telah sarapan terlebih dahulu dalam porsi yang banyak, dia tidak akan kelaparan hingga jam pelajaran berakhir. Secara deduktif, akan disimpulkan bahwa setiap anak yang makan banyak tidak akan cepat lapar. Untuk menjawab kasus seperti ini, kita ajukan pertanyaan mengapa seorang siswa cepat lapar? Untuk itu, kita ajukan hipotesis bahwa siswa akan cepat lapar jika makanan yang dimakan kurang memenuhi standar gizi dan energi yang dihasilkan oleh makanan tersebut sedikit. Kemudian secara induktif  kita uji untuk mengetahui apakah hasil pengujian mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang diajukan tersebut

PERPAJAKAN

PENGERTIAN PAJAK
Secara umum pajak dapat diartikan sebagai iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat berdasarkan undang-undang dan hasilnya digunakan demi pembiayaan pengeluaran umum pemerintah dengan tanpa batas jasa yang ditunjuk secara langsung.
Fungsi Pajak :
- Fungsi Anggaran atau Penerimaan ( Budgetair )
- Fungsi mengatur ( Regulerend )
- Fungsi stabilitas
- Fungsi redistribusi pendapatan

PENGGOLONGAN PAJAK
Pajak Berdasarkan Golongan
Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh seorang Wajib Pajak    yang bersangkutan dan tidak dapat dibebankan kepada pihak lain. Contoh : pajak penghasilan.

Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeserkan kepada pihak lain. Contoh : Pajak pertambahan nilai, Pajak penjualan atas barang mewah.

Dalam pajak ini beban pajak dialihkan dari penjual ke pembeli, karena pergeserannya searah dari produsen ke konsumen maka pergeserannya disebut pergeseran ke depan(forward shifting). Disamping itu ada juga yang pergeserannya berlawanan arus barang disebut pergeseran kebelakang (backward shifting).

Pajak Berdasarkan Wewenang Pemungut

Pajak Pusat / Pajak Negara

Pajak pusat atau pajak negara adalah pajak yang wewenang pemungutnya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak. Pajak pusat diatur dalam undang-undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja negara (APBN).

Pajak negara yang berlaku saat ini 
Pajak penghasilan (UU No 36 tahun 2008)
- PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU No 42 tahun 2009)
- Pajak Bumi dan Bangunan (UU No 12 tahun 1994)
- Bea Materai (UU No 13 tahun 1985)
- Bea Perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan (UU No 20 tahun 2000)

Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas pendapatan Daerah. Hasil dari pajak daerah akan masuk ke APBD yang diatur dalam UU No 34 tahun 200 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah, terdiri dari 4 jenis pajak provinsi dan 7 jenis pajak daerah kabupaten/kota.

Pajak Daerah Provinsi, terdiri dari :
- Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
- Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
- Pajak Bahan Bakar Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
- Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah tanah dan Air Permukaan

Pajak Daerah Kabupaten/Kota :
- Pajak Hotel
- Pajak Restoran
- Pajak Hiburan
- Pajak Reklame
- Pajak Penerangan Jalan
- Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C
- Pajak Parkir

Pajak Berdasarkan Sifatnya

Pajak Subjektif

Pajak Subjektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi/keadaan Wajib Pajak. Dalam menentukan pajaknya harus ada alasan-alasan objektif yang berhubungan erat dengan keadaan materialnya, yaitu gaya pikul. Gaya pikul adalah kemampuan Wajib Pajak memikul pajak setelah dikurangi biaya hidup minimum. Gaya pikul mengandung 2 unsur, yakni: 
Unsur Subjektif
Unsur subjektif dari gaya pikul mencakup segala kebutuhan terutama kebutuhan material disamping moral dan spiritual. Dalam pajak subjektif harus memperhatikan faktor perseorangan dan keadaan yang berpengaruh terhadap besar kecilnya biaya hidup seperti jumlah keluarga atau jumlah tanggungan.

Unsur Objektif
Unsur objektif dari gaya pikul terdiri atas pendapatan (penghasilan), kekayaan, dan belanja (pengeluaran). 

Pajak Objektif 
Pajak objektif adalah pajak yang pada awalnya memperhatikan objek yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru dicari subjeknya baik orang pribadi maupun badan. Jadi, dengan kata lain pajak objektif adalah pengenaan pajak yang hanya memperhatikan kondisi objeknya saja.